Minggu, 01 Juli 2012

LAPORAN BAKTI PROFESI/KKM MAHASISWA DI ACEH BESAR


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis beriklim basah, yang memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran dengan subur. Keanekaragaman sumber genetik yang tumbuh tersedia di berbagai wilayah
Indonesia memberikan prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan. Tanaman tomat adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan, baik di perkarangan ramah maupun di perkebunan (Haryono, 2007).
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani dalam budidaya tomat di daerah dataran rendah, diantaranya suhu yang tinggi, kesuburan tanah yang rendah, tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan serangan hama penyakit. Supaya pemanfaatan lahan dataran rendah optimal, perlu adanya perbaikan budidaya seperti pemupukan dengan dosis yang tepat, penggunaan varietas yang telah direkomendasikan didataran rendah dan cara perawatan dan pemeliharaan tanaman tomat (Purwati dan Khairunisa, 2007).
Sampai saat ini masih banyak petani yang kesulitan membedakan antara serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat. Akibatnya sering terjadi kekeliruan pemberian  pestisida dan dosis. Kalau ini terjadi, bukan perbaikan yang
didapatkan. Untuk menghindari hal tersebut, pengetahuan tentang hama dan penyakit serta cara pengendaliannya sangat penting (Bernardinus, 2002).
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun tujuan dari Bakti Profesi ini adalah sebagai berikut:
  1. Menambah pengalaman mahasiswa mengenai disiplin ilmu yang ditekuninya serta menerapkan bekal yang diperoleh dari perkuliahan, untuk mengabdi kepada masyarakat yang bekerja sebagai petani di Desa.
  2. Membantu pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi petani, terutama tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat.
b. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Bakti Profesi adalah sebagai berikut:
1.  Mahasiswa dapat bertambah pengalaman serta memantapkan ilmu yang diperoleh dibangkuperkuliahan dengan cara melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
2.  Bertambahnya pengalaman petani yang baik dan benar khususnya tentang manfaat pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat agar dapat meningkatkan hasil panen sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi para petani.
3.  Sebagai wahana bagi mahasiswa dan petani dalam memecahkan masalah pertanian di lapangan, sehingga mahasiswa menyelaraskan antara teori dan praktek secara langsung ke lapangan.

II. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PERMASALAHAN PERTANIAN

A. Gambaran Umum Lokasi
1. Letak geografis
Wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada posisi 5,2 -5,8 LU dan 95,0-95,8 BT dengan luas wilayah 2.974,12 km atau 5,8% dari luas Provinsi Aceh. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar adalah Kecamatan Lembah Seulawah. Kecamatan Lembah Seulawah terletak pada 95°-39° LU. Dari beberapa desa yang terdapat pada kecamatan ini salah satunya adalah Desa Lamtamot.
Desa Lamtamot terletak dengan ketinggian tempat kurang dari 300 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 15-39%. Tanah di Desa Lamtamot berasal dari bebatuan vulkanis dengan pH tanah netral yaitu antara 6,0-7,5. Tanah yang terbentuk adalah tanah endosol dengan kedalaman kurang dari 1 m dan berdrainase baik.
Curah hujan Desa Lamtamot dapat dibedakan menjadi dua bulan yaitu bulan basah dan bulan kering. Lamanya bulan basah adalah 3-6 bulan dan bulan kering 3-6 bulan. Hasil pencatatan rata-rata curah hujan pertahun sebesar 67-101 hari. Curah hujan berkisar antara 1.750-2.000 mm/tahun. Temperatur udara rata-rata minimum 22°C dan maksimum 30°C. Kelembaban nisbi rata-rata 92,7% pertahun dan tekanan udara rata-rata 1.212,1 mili Bar (mB) pertahun atau 1010,1 mili Bar (mB) perbulan.
Desa Lamtamot memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
  1. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Paya Keureuleh/Teladan
  2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Lamkubu
  3. Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Seulawah
  4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lon Asan

2. Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Desa Lamtamot pada umumnya berasal dari Aceh Besar dan sebagian kecil pendatang dari Pidie. Jumlah penduduk Desa Lamtamot 1.227 jiwa yang terdiri dari 227 kepala keluarga (KK).

Tabel 1.    Jumlah Penduduk Desa Lamtamot Berdasarkan Mata Pencaharian

No
Mata Pencaharian
Pesentase (%)
1
Petani
63
2
PNS, TNI,/POLRI
28
3
Wiraswasta
9
Total
100
Sumber: Kantor Desa Lamtamot, 2010

3. Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Lamtamot yang dimanfaatkan 184 ha. Tanah di kawasan ini digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk, sawah perkarangan, Kebun dan padang rumput. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 2.    Luas Lahan menurut Penggunaan Lahan

No
Penggunaan Lahan
Luas Lahan (ha)
Persentase (%)
1
Pemukiman
21,3
11,5
2
Sawah
26,7
14,5
3
Pekarangan
14
7,6
4
Kebun
76
41,4
5
Padang Rumput
46
25
Total
184
100

Sumber: Kantor Desa Lamtamot, 2010
B. Permasalahan
Bidang pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Desa Lamtamot. Dari hasil pengamatan serta wawancara penulis dengan petani tanaman tomat, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi petani di lapangan Desa ini yaitu sebagai berikut:
  1. Kurangnya pengetahuan petani tentang manfaat dari pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat secara baik dan benar. Hasil pengamatan penulis terhadap tanaman tomat lokasi menunjukkan bahwa, petani masih kurang memahami dalam hal pemeliharaan tomat seperti pemangkasan, petani tidak melakukan pemangkasan sehingga merangsang timbulnya hama dan penyakit pada tanaman tomat.
  2. Kurangnya pemeliharaan tanaman tomat secara intensif, sehingga menimbulkan hama dan penyakit.
III. PROGRAM KERJA

A. Tempat dan Waktu
Kegiatan Bakti Profesi dilaksanakan di Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, dari tanggal 12-16 Mei 2010.

B. Tujuan dan Masyarakat Sasaran
Tujuan Bakti Profesi ini agar masyarakat khususnya petani tomat mengetahui manfaat pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat.
Masyarakat sasaran dalam pelaksanaan Bakti Profesi ini adalah masyarakat petani tomat di Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, khususnya petani yang masih kurang pengetahuan dalam hal teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat.

C. Metode Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Pengamatan secara langsung terhadap tanaman tomat yang dibudidayakan oleh petani untuk mengetahui kondisi tanaman di lapangan.
  2. Memberi penyuluhan dan pengenalan langsung kepada petani tentang teknik pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat.
  3. Melakukan praktek (contoh) cara pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat yang baik dan benar.
IV. HASIL KEGIATAN

A. Hasil kegiatan
Kegiatan Bakti Profesi yang dimulai dari tanggal 12-16 Mei 2010 di Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah, maka sebagian masalah yang dihadapi petani khususnya tentang teknik pengendalian hama dan penyakit sudah dapat beberapa alternatif dalam pemecahan masalahnya tersebut.
Hasil survey di lapangan dalam kegiatan Bakti Profesi ini banyak diperoleh informasi-informasi, khususnya dari para petani tanaman tomat yang dibudidayakan di Desa Lamtamot.
Dengan melihat adanya pengaturan jarak tanam yang tidak teratur, sehingga antar tanaman saling berhimpitan, maka penulis menganjurkan untuk melakukan pengaturan jarak tanam agar hama dan penyakit mudah terkendali, dan agar tajuk tanaman tidak lagi saling bersentuhan. Hal ini dimaksudkan agar cahaya matahari diterima secara menyeluruh oleh tanaman tanpa ada yang ternaungi dan untuk meningkatkan produksi buah pada saat pemanenan. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi perlu dilakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman metode pengendaliannya adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Hayati
Pengendalian hayati menggunakan musuh alami untuk membasmi hama yang mengganggu tanaman, misalnya belalang sembah memangsa kuta daun. Oleh karena itu keberadaanya haras tetap dipertahankan, tanpa merusak lingkungan dengan tidak menggunakan penyemprotan pestisida secara berlebihan.
2. Pengendalian Kultur Teknis
Memperkecil ekosistem yang disenangi oleh pengganggu tanaman yaitu dengan cara memangkas dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit atau membongkar selurah bagian tanaman yang terserang terutama tanaman yang terserang virus.

3. Pengendalian Genetik
Mengendalikan organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan varietas dan jenis tanaman tomat yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman tomat.

4. Pengendalian Fisik atau Mekanik
Memindahkan dan mematikan hama secara langsung dengan menggunakan tangan atau alat bantu,apabila hama dan penyakit masih diambang batas ekonomi.

5. Pengendalian Kimia
Pengendalian secara kimia digunakan apabila cara pengendalian yang tersebut diatas tidak dapat membasmi hama dan penyakit tanaman tomat, pengendalian ini menggunakan bahan-bahan yang mengandung senyawa kimia seperti: pestisida, insektisida, dan fungisida.
Jenis-jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman tomat adalah sebagai berikut
1) Hama
a. Ulat Buah (Heliothis armigera.)
Warnanya hijau dan tubuhnya ditumbuhi bulu yang jarang. Ulat ini menggerek buah tomat yang menjelang masak. Ulat melubangi buah tomat dan masuk ke dalam buah, kadang-kadang buah menjadi busuk karena infeksi patogen sekunder
Gejala serangannya:
Buah tomat berlubang dan dapat membusuk karena infeksi.
b. Kutu Daun ( Thrips sp.)
Hama ini memiliki tubuh berukuran 1-2 mm, imago yang sudah tua berwarna kehitam-hitaman, hama ini merusak daun tua dan daun muda, daun muda yang terserang perkembangannya jadi tidak sempurna, daun tua yang terserang menjadi kering karena cairannya dihisap oleh kutu daun.
Gejala Serangannya:
Bercak-bercak putih pada daun, kemudian berubah menjadi coklat dan akhirnya tanaman tomat menjadi mengeriting, daun menggulung ke dalam daun serta menimbulkan benjolan.

2) Penyakit.
a. Penyakit Busuk Daun ( Phytophthora infestans.)
Patogen penyebab penyakit ini adalah cendawan, patogen ini menyerang semua jenis tanaman, terutama jika kelembaban udara tinggi.
Gejala Serangannya:
Tanaman tomat yang terserang penyakit busuk daun akan mempelihatkan gejala bercak-bercak yang tidak beraturan pada daunnya dengan kondisi daun agak basah, lunak, dan berwarna hijau kehitam-hitaman.
b. Penyakit Mosaik
Penyakit ini disebabkan oleh virus mosaik, virus jenis ini berbentuk batang dengan ukuran panjang 300 nanometer dan lebar 18 nanometer.
Gejala Serangannya:
Pertumbuhan tanaman tomat menjadi terhambat, akibatnya tanaman menjadi relatif lebih kerdil, buahnya sedikit serta berukuran kecil.
Setelah melakukan survey ke salah satu kebun petani, tidak adanya suatu pengendalian dengan cara alami, melainkan banyak petani menggunakan bahan kimia atau pestisida. Apabila ini dilakukuan dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan kekebalan bagi hama itu sendiri. Untuk mengurangi pengaruh buruk pestisida, sebaiknya dalam mengendalikan hama penyakit tanaman tomat petani seharusnya menerapkan beberapa cara. Konsep ini dikenal dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT ). Penerapan PHT tidak hanya berlaku untuk satu musim tanam, melainkan meliputi pola tanam sepanjang tahun.
Pengendalian hama dan penyakit sebaiknya menggunakan prinsip pengendalian terpadu, yaitu menggabungkan beberapa cara untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat. Apabila semua cara telah dilakukan hasilnya tidak efisien maka baru digunakan bahan kimia.

B. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan Bakti Profesi sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Faktor tersebut adalah :
1.      Inisiatif dan Motivasi Mahasiswa.
Salah satu faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan Bakti Profesi dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun adalah inisiatif dan motivasi mahasiswa yang mempunyai keinginan untuk mengabdi pada masyarakat.
2.      Partisipasi Masyarakat Desa Lamtamot.
Faktor penting lainnya adalah terlaksananya program ini dengan baik suatu program yang telah direncanakan adalah partisipasi masyarakat. Adanya respon yang baik dari masyarakat terhadap program yang dilaksanakan tercermin dari sikap yang ramah tamah, mau ikut terlibat langsung dalam kegiatan maupun berdiskusi untuk memecahkan masalah pertanian yang dihadapi oleh masyarakat itu sendiri.
3.      Dukungan Aparatur Desa Lamtamot.
Partisipasi aparatur Desa Lamtamot juga sangat mendukung program Bakti Profesi sehingga berjalan lancar, dimana informasi penting mengenai keadaan Desa setempat dapat kami peroleh secara lengkap.

C. Faktor Penghambat
Di samping adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Bakti Profesi ini juga ada faktor penghambat yang sering dihadapi di lapangan sehingga dapat menggangguan kelancaran kegiatan. Diantara faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sarana Transportasi.
Kurangnya sarana transportasi dari Desa Lamtamot ke Kota sangat menghambat kelancaran untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan petani. Hal ini juga berpengaruh pada pemasaran hasil panen produk pertanian.
2.  Kemampuan Mahasiswa
Kemampuan dan pengalaman mahasiswa yang masih terbatas menjadi salah satu faktor penghambat dalam memberikan penyuluhan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani di Desa Lamtamot.
3. Kondisi Cuaca
Disamping beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini tentu tidak lepas juga dari faktor penghambat sehingga sedikit mengganggu kelancaran jalan kegiatan yang telah direncanakan yaitu faktor cuaca yang kurang memungkinkan, serta terbatasnya kemampuan dan pengetahuan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar dan keterbatasan waktu yang dirasakan mahasiswa dalam melakukan pendekatan dengan petani untuk memperoleh data atau permasalahan yang dihadapi petani di desa setempat.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan terutama dibidang pertanian khususnya tanaman hortikultura, karena di daerah ini telah dibudidayakan berbagai macam komoditi pertanian yang cukup potensial. Sehingga dengan potensi dan motivasi yang dimiliki para petani serta dukungan sepenuhnya dari pihak terkait hal ini tentunya dapat terwujudkan dengan baik.
Dari hasil kegiatan Bakti Profesi yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:
1.  Sebagian besar permasalahan yang sering dihadapi para petani tanaman tomat adalah cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat yang dibudidayakan.
2.   Masih kurangnya pengetahuan para petani mengenai teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman tomat secara terpadu, dalam hal ini paling menentukan dalam pemutusan siklus hama salah satunya pengaturan jarak tanam dan rotasi tanaman untuk meminimalkan atau memutuskan siklus hidup hama dan penyakit masih kurangnya, dalam penerapan dilapangan, sehingga tanaman tomat tidak berproduksi dengan maksimal.
3.    Kurang adanya perhatian dari institusi terkait mengenai informasi teknik budidaya tanaman tomat dan cara pengendalian hama secara terpadu. Dengan penyuluhan yang diberikan maka sebagian besar permasalahan petani tersebut bisa dipecahkan, walaupun tidak menyeluruh. Hal ini dikarenakan kemampuan mahasiswa yang masih terbatas.

B. Saran
Waktu Kegiatan Bakti Profesi masih sangat terbatas sehingga pelaksanan kerja yang telah diprogramkan belum terlaksana dengan sempurna. Diharapkan kedepan kurun waktu pelaksanaan bakti profesi lebih lama sehingga dalam penyampaian dan penukaran informasi baik untuk masukan bagi mahasiswa dan petani dapat lebih maksimal sehingga hasil yang diperoleh optimal. Penulis memohon kepada siapa pun, pada masa yang akan datang yang menggambil mata kuliah Bakti Profesi, mohon betul-betul mempelajari mata kuliah Sosiologi Pedesaan. Dan jagalah nama baik Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.



1 komentar:

mp3

Daftar Blog Saya

last child

rafly kande