I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis beriklim basah, yang memungkinkan
tumbuhnya berbagai macam tanaman buah-buahan dan sayur-sayuran dengan subur.
Keanekaragaman sumber genetik yang tumbuh tersedia di berbagai wilayah
Indonesia memberikan prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan.
Tanaman tomat adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dibudidayakan, baik di
perkarangan ramah maupun di perkebunan (Haryono, 2007).
Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani dalam budidaya
tomat di daerah dataran rendah, diantaranya suhu yang tinggi, kesuburan tanah
yang rendah, tingkat kemasaman tanah yang tinggi dan serangan hama penyakit. Supaya pemanfaatan lahan
dataran rendah optimal, perlu adanya perbaikan budidaya seperti pemupukan
dengan dosis yang tepat, penggunaan varietas yang telah direkomendasikan
didataran rendah dan cara perawatan dan pemeliharaan tanaman tomat (Purwati dan
Khairunisa, 2007).
Sampai saat ini masih banyak petani yang kesulitan
membedakan antara serangan hama
dan penyakit pada tanaman tomat. Akibatnya sering terjadi kekeliruan pemberian pestisida dan dosis. Kalau ini terjadi, bukan
perbaikan yang
didapatkan. Untuk menghindari hal tersebut, pengetahuan
tentang hama dan penyakit serta cara pengendaliannya sangat penting
(Bernardinus, 2002).
B.
Tujuan dan Manfaat
a.
Tujuan
Adapun tujuan dari Bakti Profesi ini adalah sebagai
berikut:
- Menambah pengalaman
mahasiswa mengenai disiplin ilmu yang ditekuninya serta menerapkan bekal
yang diperoleh dari perkuliahan, untuk mengabdi kepada masyarakat yang
bekerja sebagai petani di Desa.
- Membantu pemecahan berbagai permasalahan yang
dihadapi petani, terutama tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat.
b.
Manfaat
Manfaat dari kegiatan Bakti Profesi adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat
bertambah pengalaman serta memantapkan ilmu yang diperoleh dibangkuperkuliahan dengan cara melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
2. Bertambahnya pengalaman
petani yang baik dan benar khususnya tentang manfaat pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman tomat agar dapat meningkatkan hasil panen sehingga meningkatkan
kesejahteraan bagi para petani.
3. Sebagai wahana bagi
mahasiswa dan petani dalam memecahkan masalah pertanian di lapangan, sehingga
mahasiswa menyelaraskan antara teori dan praktek secara langsung ke lapangan.
II. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PERMASALAHAN PERTANIAN
A.
Gambaran Umum Lokasi
1.
Letak geografis
Wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada posisi 5,2 -5,8 LU
dan 95,0-95,8 BT dengan luas wilayah 2.974,12 km atau 5,8% dari luas Provinsi
Aceh. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar adalah Kecamatan Lembah
Seulawah. Kecamatan Lembah Seulawah terletak pada 95°-39° LU. Dari beberapa desa
yang terdapat pada kecamatan ini salah satunya adalah Desa Lamtamot.
Desa Lamtamot terletak dengan ketinggian tempat kurang dari
300 m di atas permukaan laut dengan kemiringan 15-39%. Tanah di Desa Lamtamot
berasal dari bebatuan vulkanis dengan pH tanah netral yaitu antara 6,0-7,5.
Tanah yang terbentuk adalah tanah endosol dengan kedalaman kurang dari 1 m dan
berdrainase baik.
Curah hujan Desa Lamtamot dapat dibedakan
menjadi dua bulan yaitu bulan basah dan bulan kering. Lamanya bulan basah
adalah 3-6 bulan dan bulan kering 3-6 bulan. Hasil pencatatan rata-rata curah
hujan pertahun sebesar 67-101 hari. Curah hujan berkisar antara 1.750-2.000
mm/tahun. Temperatur udara rata-rata minimum 22°C dan maksimum 30°C. Kelembaban
nisbi rata-rata 92,7% pertahun dan tekanan udara rata-rata 1.212,1 mili Bar
(mB) pertahun atau 1010,1 mili Bar (mB) perbulan.
Desa Lamtamot memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah barat berbatasan
dengan Desa Paya Keureuleh/Teladan
- Sebelah timur berbatasan
dengan Desa Lamkubu
- Sebelah utara berbatasan
dengan Gunung Seulawah
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lon Asan
2.
Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Desa Lamtamot pada umumnya berasal dari Aceh Besar
dan sebagian kecil pendatang dari Pidie. Jumlah penduduk Desa Lamtamot 1.227
jiwa yang terdiri dari 227 kepala keluarga (KK).
Tabel
1. Jumlah Penduduk Desa Lamtamot
Berdasarkan Mata Pencaharian
No
|
Mata
Pencaharian
|
Pesentase
(%)
|
1
|
Petani
|
63
|
2
|
PNS, TNI,/POLRI
|
28
|
3
|
Wiraswasta
|
9
|
Total
|
100
|
Sumber: Kantor Desa Lamtamot, 2010
3.
Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Lamtamot yang dimanfaatkan 184 ha. Tanah
di kawasan ini digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk, sawah perkarangan,
Kebun dan padang
rumput. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel.
Tabel
2. Luas Lahan menurut Penggunaan Lahan
No
|
Penggunaan
Lahan
|
Luas
Lahan (ha)
|
Persentase
(%)
|
1
|
Pemukiman
|
21,3
|
11,5
|
2
|
Sawah
|
26,7
|
14,5
|
3
|
Pekarangan
|
14
|
7,6
|
4
|
Kebun
|
76
|
41,4
|
5
|
Padang Rumput
|
46
|
25
|
Total
|
184
|
100
|
Sumber: Kantor Desa Lamtamot, 2010
B.
Permasalahan
Bidang pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar
masyarakat Desa Lamtamot. Dari hasil pengamatan serta wawancara penulis dengan
petani tanaman tomat, ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi petani di
lapangan Desa ini yaitu sebagai berikut:
- Kurangnya pengetahuan
petani tentang manfaat dari pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat
secara baik dan benar. Hasil pengamatan penulis terhadap tanaman tomat
lokasi menunjukkan bahwa, petani masih kurang memahami dalam hal
pemeliharaan tomat seperti pemangkasan, petani tidak melakukan pemangkasan
sehingga merangsang timbulnya hama
dan penyakit pada tanaman tomat.
- Kurangnya pemeliharaan
tanaman tomat secara intensif, sehingga menimbulkan hama dan penyakit.
III. PROGRAM KERJA
A.
Tempat dan Waktu
Kegiatan Bakti Profesi dilaksanakan di Desa Lamtamot
Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, dari tanggal 12-16 Mei 2010.
B.
Tujuan dan Masyarakat Sasaran
Tujuan Bakti Profesi ini agar masyarakat khususnya petani tomat
mengetahui manfaat pengendalian hama
dan penyakit pada tanaman tomat.
Masyarakat sasaran dalam pelaksanaan Bakti Profesi ini
adalah masyarakat petani tomat di Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar, khususnya petani yang masih kurang pengetahuan dalam hal
teknik pengendalian hama
dan penyakit tanaman tomat.
C.
Metode Kegiatan
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain adalah
sebagai berikut:
- Pengamatan secara langsung
terhadap tanaman tomat yang dibudidayakan oleh petani untuk mengetahui
kondisi tanaman di lapangan.
- Memberi penyuluhan dan
pengenalan langsung kepada petani tentang teknik pengendalian hama dan penyakit
pada tanaman tomat.
- Melakukan praktek (contoh)
cara pengendalian hama
dan penyakit tanaman tomat yang baik dan benar.
IV. HASIL KEGIATAN
A.
Hasil kegiatan
Kegiatan Bakti Profesi yang dimulai dari tanggal 12-16 Mei
2010 di Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah, maka sebagian masalah yang
dihadapi petani khususnya tentang teknik pengendalian hama dan penyakit sudah dapat beberapa
alternatif dalam pemecahan masalahnya tersebut.
Hasil survey di lapangan dalam kegiatan Bakti Profesi ini
banyak diperoleh informasi-informasi, khususnya dari para petani tanaman tomat
yang dibudidayakan di Desa Lamtamot.
Dengan melihat adanya pengaturan jarak tanam yang tidak
teratur, sehingga antar tanaman saling berhimpitan, maka penulis menganjurkan
untuk melakukan pengaturan jarak tanam agar hama dan penyakit mudah terkendali,
dan agar tajuk tanaman tidak lagi saling bersentuhan. Hal ini dimaksudkan agar
cahaya matahari diterima secara menyeluruh oleh tanaman tanpa ada yang
ternaungi dan untuk meningkatkan produksi buah pada saat pemanenan. Untuk
mencapai produktivitas yang tinggi perlu dilakukan pengendalian organisme
pengganggu tanaman metode pengendaliannya adalah sebagai berikut:
1.
Pengendalian Hayati
Pengendalian hayati menggunakan musuh alami
untuk membasmi hama
yang mengganggu tanaman, misalnya belalang sembah memangsa kuta daun. Oleh
karena itu keberadaanya haras tetap dipertahankan, tanpa merusak lingkungan
dengan tidak menggunakan penyemprotan pestisida secara berlebihan.
2.
Pengendalian Kultur Teknis
Memperkecil ekosistem yang disenangi oleh pengganggu
tanaman yaitu dengan cara memangkas dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit
atau membongkar selurah bagian tanaman yang terserang terutama tanaman yang
terserang virus.
3.
Pengendalian Genetik
Mengendalikan organisme pengganggu tanaman dengan
menggunakan varietas dan jenis tanaman tomat yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman
tomat.
4.
Pengendalian Fisik atau Mekanik
Memindahkan dan mematikan hama
secara langsung dengan menggunakan tangan atau alat bantu,apabila hama dan penyakit masih
diambang batas ekonomi.
5.
Pengendalian Kimia
Pengendalian secara kimia digunakan apabila cara
pengendalian yang tersebut diatas tidak dapat membasmi hama dan penyakit tanaman tomat, pengendalian ini menggunakan bahan-bahan yang mengandung
senyawa kimia seperti: pestisida, insektisida, dan fungisida.
Jenis-jenis hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman tomat adalah sebagai berikut
1) Hama
a.
Ulat Buah (Heliothis armigera.)
Warnanya hijau dan tubuhnya ditumbuhi bulu yang jarang.
Ulat ini menggerek buah tomat yang menjelang masak. Ulat melubangi buah tomat
dan masuk ke dalam buah, kadang-kadang buah menjadi busuk karena infeksi
patogen sekunder
Gejala
serangannya:
Buah tomat berlubang dan dapat membusuk karena infeksi.
b.
Kutu Daun ( Thrips sp.)
Hama ini memiliki tubuh berukuran 1-2 mm, imago yang sudah
tua berwarna kehitam-hitaman, hama ini merusak daun tua dan daun muda, daun
muda yang terserang perkembangannya jadi tidak sempurna, daun tua yang
terserang menjadi kering karena cairannya dihisap oleh kutu daun.
Gejala
Serangannya:
Bercak-bercak putih pada daun, kemudian berubah menjadi
coklat dan akhirnya tanaman tomat menjadi mengeriting, daun menggulung ke dalam
daun serta menimbulkan benjolan.
2)
Penyakit.
a.
Penyakit Busuk Daun ( Phytophthora infestans.)
Patogen penyebab penyakit ini adalah cendawan,
patogen ini menyerang semua jenis tanaman, terutama jika kelembaban udara
tinggi.
Gejala
Serangannya:
Tanaman tomat yang terserang penyakit busuk daun akan
mempelihatkan gejala bercak-bercak yang tidak beraturan pada daunnya dengan
kondisi daun agak basah, lunak, dan berwarna hijau kehitam-hitaman.
b.
Penyakit Mosaik
Penyakit ini disebabkan oleh virus mosaik, virus jenis ini
berbentuk batang dengan ukuran panjang 300 nanometer dan lebar 18 nanometer.
Gejala
Serangannya:
Pertumbuhan tanaman tomat menjadi terhambat, akibatnya
tanaman menjadi relatif lebih kerdil, buahnya sedikit serta berukuran kecil.
Setelah melakukan survey ke salah satu kebun petani, tidak
adanya suatu pengendalian dengan cara alami, melainkan banyak petani
menggunakan bahan kimia atau pestisida. Apabila ini dilakukuan dalam jangka
waktu yang panjang akan menimbulkan kekebalan bagi hama itu sendiri. Untuk mengurangi pengaruh
buruk pestisida, sebaiknya dalam mengendalikan hama penyakit tanaman tomat petani seharusnya
menerapkan beberapa cara. Konsep ini dikenal dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT ). Penerapan
PHT tidak hanya berlaku untuk satu musim tanam, melainkan meliputi pola tanam
sepanjang tahun.
Pengendalian hama
dan penyakit sebaiknya menggunakan prinsip pengendalian terpadu, yaitu
menggabungkan beberapa cara untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman
tomat. Apabila semua cara telah dilakukan hasilnya tidak efisien maka baru
digunakan bahan kimia.
B.
Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan Bakti Profesi
sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Faktor tersebut
adalah :
1.
Inisiatif dan Motivasi
Mahasiswa.
Salah satu faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan Bakti
Profesi dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun adalah inisiatif dan
motivasi mahasiswa yang mempunyai keinginan untuk mengabdi pada masyarakat.
2.
Partisipasi Masyarakat
Desa Lamtamot.
Faktor penting lainnya adalah terlaksananya program ini
dengan baik suatu program yang telah direncanakan adalah partisipasi
masyarakat. Adanya respon yang baik dari masyarakat terhadap program yang
dilaksanakan tercermin dari sikap yang ramah tamah, mau ikut terlibat langsung
dalam kegiatan maupun berdiskusi untuk memecahkan masalah pertanian yang
dihadapi oleh masyarakat itu sendiri.
3.
Dukungan Aparatur Desa
Lamtamot.
Partisipasi aparatur Desa Lamtamot juga sangat mendukung
program Bakti Profesi sehingga berjalan lancar, dimana informasi penting
mengenai keadaan Desa setempat dapat kami peroleh secara lengkap.
C.
Faktor Penghambat
Di samping adanya faktor pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan Bakti Profesi ini juga ada faktor penghambat yang sering
dihadapi di lapangan sehingga dapat menggangguan kelancaran kegiatan. Diantara
faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sarana
Transportasi.
Kurangnya sarana transportasi dari Desa Lamtamot ke Kota sangat menghambat
kelancaran untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan petani. Hal
ini juga berpengaruh pada pemasaran hasil panen produk pertanian.
2. Kemampuan Mahasiswa
Kemampuan dan pengalaman mahasiswa yang masih terbatas
menjadi salah satu faktor penghambat dalam memberikan penyuluhan dan memecahkan
masalah yang dihadapi oleh petani di Desa Lamtamot.
3. Kondisi
Cuaca
Disamping beberapa faktor pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan ini tentu tidak lepas juga dari faktor penghambat sehingga
sedikit mengganggu kelancaran jalan kegiatan yang telah direncanakan yaitu
faktor cuaca yang kurang memungkinkan, serta terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar dan keterbatasan waktu
yang dirasakan mahasiswa dalam melakukan pendekatan dengan petani untuk
memperoleh data atau permasalahan yang dihadapi petani di desa setempat.
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Desa Lamtamot Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh
Besar memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan terutama dibidang
pertanian khususnya tanaman hortikultura, karena di daerah ini telah
dibudidayakan berbagai macam komoditi pertanian yang cukup potensial. Sehingga
dengan potensi dan motivasi yang dimiliki para petani serta dukungan sepenuhnya
dari pihak terkait hal ini tentunya dapat terwujudkan dengan baik.
Dari hasil kegiatan Bakti Profesi yang telah dilaksanakan,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar
permasalahan yang sering dihadapi para petani tanaman tomat adalah cara
pengendalian hama
dan penyakit pada tanaman tomat yang dibudidayakan.
2. Masih kurangnya
pengetahuan para petani mengenai teknik pengendalian organisme pengganggu
tanaman tomat secara terpadu, dalam hal ini paling menentukan dalam pemutusan
siklus hama salah satunya pengaturan jarak tanam dan rotasi tanaman untuk
meminimalkan atau memutuskan siklus hidup hama dan penyakit masih kurangnya,
dalam penerapan dilapangan, sehingga tanaman tomat tidak berproduksi dengan
maksimal.
3. Kurang adanya perhatian dari institusi terkait
mengenai informasi teknik budidaya tanaman tomat dan cara pengendalian hama secara terpadu.
Dengan penyuluhan yang diberikan maka sebagian besar permasalahan petani
tersebut bisa dipecahkan, walaupun tidak menyeluruh. Hal ini dikarenakan kemampuan
mahasiswa yang masih terbatas.
B. Saran
Waktu Kegiatan Bakti Profesi masih sangat
terbatas sehingga pelaksanan kerja yang telah diprogramkan belum terlaksana
dengan sempurna. Diharapkan kedepan kurun waktu pelaksanaan bakti profesi lebih
lama sehingga dalam penyampaian dan penukaran informasi baik untuk masukan bagi
mahasiswa dan petani dapat lebih maksimal sehingga hasil yang diperoleh
optimal. Penulis memohon kepada siapa pun, pada masa yang akan datang yang
menggambil mata kuliah Bakti Profesi, mohon betul-betul mempelajari mata kuliah
Sosiologi Pedesaan. Dan jagalah nama baik Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala.